SEMARANG – Sebanyak 21 peluang investasi ditawarkan kepada calon investor pada ajang Road to Central Java Investment Business Forum 2023.
Dengan total nilai investasi mencapai lebih dari Rp100 triliun, proyek yang ditawarkan meliputi pengembangan energi terbarukan, pariwisata, hingga pengembangan sumber daya alam di pesisir utara dan selatan Jawa.
Ajang yang dihelat oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah itu, merupakan ajang pemanasan dan promosi awal sebelum ajang puncak CJIBF di Agustus tahun ini.
Diharapkan, promosi itu bisa menjaring investor agar mau menanamkan modal pada 21 proyek investasi tersebut.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno mengatakan, kunci dari keberhasilan investasi adalah pelayanan dan ketersediaan infrastruktur. Ia menekankan, seluruh stakeholder yang berkait dengan penanaman modal, untuk menjaga marwah layanan agar mudah, murah, dan cepat.
“Sehingga, ketika mereka berinvestasi di Jateng itu nyaman. Nah, kalau nyaman mereka akan menginformasikannya ke investor lain agar mau datang,” ujarnya, di Balairung Hotel Gumaya Tower Semarang, Kamis (22/6/2023).
Sumarno menambahkan, layanan prima oleh Pemprov Jateng menjadi faktor kunci mempertahankan kepercayaan investor. Dengan modal tersebut, Sumarno yakin akan berpengaruh kepada perekonomian daerah dan warga.
“Membujuk saja sudah susah, kalau masuk kemudian pelayanan jelek dan mundur kan eman-eman. Kewajiban kita melayani mereka. Dari mereka juga membantu pemerintah menjalankan amanah, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga Jateng,” imbuh Sumarno.
Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari mengatakan, iklim investasi di Jateng telah pulih. Ini dibuktikan dengan realisasi investasi, yang menyamai sebelum wabah Covid-19 melanda.
Sinyal ini, menurutnya, menjadi pertanda baik. Oleh karena itu, promosi terus digenjot agar calon investor mau mengeksplorasi peluang investasi, yang tersebar di pelosok-pelosok Jateng.
“Realisasi di 2022 sudah mirip seperti 2019. Kalau sebelum pandemi itu realisasinya Rp59,5 triliun, di 2022 kemarin realisasinya mencapai Rp58,89 triliun. Ini pertanda pelaku investasi dan perekonomian bergerak,” urai Sakina.
Melihat ceruk itu, ia kemudian menawarkan berbagai peluang investasi di Jateng. Di antaranya, pengembangan panel surya terapung, pengembangan panas bumi di Candi Umbul Telomoyo, panas bumi di Baturraden, penanganan sampah terpadu di Magelang. Adapula, pengembangan mikrohidro di Logawa dan Banjaran, galangan kapal di Rembang, pengembangan kompleks PRPP, toll Demak-Tuban, Kawasan Industri Brebes, penanganan limbah di Kota Tegal, industri tepung singkong di Banjarnegara.
Selain itu, ada pengolahan udang di Cilacap, pengolahanikan di Pati, Industri garam di Jepara, pengembangan industri garam di Pati dan Brebes, penyulingan melati di Pemalang, pengolahan kelapa di Cilacap, penetasan ikan Salin Tilapia di Pati, pengolahan kedelai di Batang, pengembangan pariwisata Tlogowening, dan pengembangan turisme Pulau Panjang Jepara.***