menu
Warga Royal Park Tembalang Bersyukur, Konflik Pengelolaan Sampah Selama Lima Tahun Diselesaikan Mbak Ita
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat melakukan mediasi permasalahan penampungan sampah warga Perumahan Royal Park Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Rabu (29/11/2023)

SEMARANGNETWORK -  Warga Perumahan Royal Park Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang bersyukur, karena permasalahan pengelolaan sampah di wilayah tersebut akhirnya terurai dan ada solusi.

Sebelumnya warga sekitar memang mengalami masalah atas adanya tempat penampungan sampah (TPS) Sendangmulyo 1, yang berada dekat dengan permukiman mereka.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu hadir secara langsung memimpin mediasi antar-RW untuk menyelesaikan masalah yang sudah terjadi sejak lima tahun lalu tersebut.

Dengan mengajak kepala dinas terkait, Mbak Ita turun untuk memberikan solusi permasalahan yang mengakibatkan persoalan sosial antarwarga.

Tokoh masyarakat setempat, Gus Iwan mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Semarang karena warga telah diberikan pemahaman dan penyelesaian masalah secara adil. 

Dirinya menjelaskan, permasalahan ini terjadi sejak semua RW di Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang menggunakan TPS Sendangmulyo 1 untuk menampung sampah. Akibatnya, wilayah dekat TPS itu terdampak dengan bau tak sedap yang bisa memicu masalah kesehatan warga sekitar. Padahal, TPS tersebut seharusnya hanya digunakan untuk warga sekitar atau beberapa RW saja. 

“Alhamdulillah terima kasih kami atas nama warga Royal Park khususnya yang selama ini sudah menahan beban dan dampak dari kesehatan kami atas adanya TPS di lokasi kami, kami bersyukur karena Bu Wali menyempatkan diri, bahkan terjun langsung memfasilitasi kami dengan cara baik dan dengan cara bijak menurut kami. Tujuannya agar semuanya bisa merasakan bahwa ini tidak serta merta keegoisan dari warga Royal Park, tapi memang perlu ada solusi agar semua warga tak merasa terganggu,” ujarnya setelah mediasi di kediamannya di Perumahan Royal Park Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Rabu (29/11/2023) malam. 

Selain membahayakan kesehatan, keberadaan TPS yang berada dekat dengan permukiman warga itu ternyata juga berdampak pada kerukunan sosial.

Dalam diskusi yang telah dilakukan, ia menyebut jika Wali Kota Semarang meminta untuk menunggu terlebih dahulu sembari dinas terkait menyediakan tempat untuk penampungan sampah yang jauh dari permukiman warga. 

Warga pun setuju, namun meminta agar dijadikan atensi mengingat konflik ini sudah lama terjadi. Apalagi warga sekitar juga telah mencari tempat penampungan sampah, bahkan rela membayar iuran secara pribadi. 

“Beliau (Wali Kota) meminta waktu, seluruh jajaran kepala dinas terkait juga diinstruksikan untuk segera menuntaskan masalah ini. Karena masalah TPS ini tidak hanya masalah kesehatan saja, sampai hari ini terjadi dampak sosial berupa kesenjangan di antara warga. Tidak hanya antar-RT, tapi di tingkat keluarga dan ini tidak ada jalan keluar. Kalau tidak seperti Bu Wali ini, pasti akan menjadi gejolak yang luar biasa dan harapan kami tidak sampai terjadi konflik horisontal seperti yang sudah terjadi sekarang,” terangnya. 

“Maka malam ini beliau meninjau lokasi langsung dan meminta waktu untuk menyelesaikannya. Sementara waktu untuk kontainer dipisah-pisah,” lanjutnya. 

Ia mewakili para warga yang terdampak berharap, dalam waktu satu pekan ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bisa segera menunaikan penyediaan tempat penampungan sampah. Namun berkat atensi Wali Kota ini, sampah-sampah dari sejumlah RW sudah tak lagi ditampung di TPS Sendangmulyo 1, dan sudah dialihkan ke beberapa TPS lainnya. 

“Harapannya Disperkim segera membangun untuk pemadatan fasum, artinya sudah akan dikosongkan. Tapi ini sudah difungsikan beberapa kontainer, jadi memang sudah dijalankan. Selanjutnya akan ditampung di Dadapan, semua dibagi ada tiga tempat, Dadapan, Ketileng, dan juga satu lagi tak jauh dari sini dan tempat yang pasti sudah kosong,” tuturnya. 

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta kepada kepala dinas agar tahapan-tahapan kesepakatan bisa segera dilaksanakan. Mbak Ita, sapaan akrabnya juga meminta maaf kepada warga Royal Park karena baru menyempatkan diri datang untuk memdiasi warga, mengingat banyak agenda dinas yang harus dilaksanakan. 

“Saya minta waktu untuk saya hadir sendiri, agar semua diselesaikan. Pada saat saya komunikasi dengan DLH, katanya mau menyelesaikan masalah ini. Saya bilang saya tidak mau memutuskan, karena saya belum ketemu dengan warga. Sehingga belum nerima utuh terkait laporan sebelumnya,” bebernya. 

“Dan izin bapak ibu warga di Royal Park untuk minta waktu satu pekan, karena perlu pemadatan dan pelandasan yang digunakan untuk tempat kontainer. Saya harap warga Royal Park bisa memahami dan juga semuanya sudah sepakat insya-Allah masalah lima tahun ini bisa terselesaikan, sehingga tidak ada lagi permasalahan,” imbuhnya.***


Anda mungkin juga menyukai

window feed play_circle person