SEMARANG - Keberhasilan Kota Semarang dalam mengendalikan inflasi selama kepemimpinan Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mendapat perhatian banyak pihak.
Salah satu kunci suksesnya adalah keberadaan Badan Usaha Milik Petani atau BUMP PT. Lumpang Semar Sejahtera yang berperan penting dalam menjamin ketersediaan stok pangan dengan harga stabil.
Keberhasilan Kota Semarang tersebut kemudian menarik perhatian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dari Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya untuk berkunjung ke Kota Semarang.
Dalam kunjungan kerja pada Rabu (7/8), TPID kedua provinsi tersebut melakukan studi lapangan di Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Lumpang Semar Sejahtera (LSS) yang berlokasi di Kelurahan Purwosari, Mijen.
Kunjungan tersebut dihadiri oleh berbagai instansi dari Papua Barat, termasuk Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, Sekretariat Daerah (Setda) dari beberapa kabupaten, serta Dinas Perindagkop dan UKM.
Dalam kunjungan itu, rombongan dari Papua juga mempelajari bagaimana BUMP mampu memotong rantai distribusi dan menjaga kestabilan harga melalui sistem etalase harga di Kios Pandawa Kita, yang berada di Komplek Pasar Kanjengan Johar.
Mbak Ita, sapaan akrab wali kota Semarang menyambut baik kunjungan tersebut dan menyampaikan bahwa keberhasilan pengendalian inflasi pangan di Kota Semarang tidak terlepas dari komitmen bersama seluruh lapisan masyarakat. “Lumpang Semar Sejahtera ini adalah contoh komitmen bersama, bagaimana kami terus berupaya menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan akses pangan yang terjangkau bagi masyarakat,” terang Mbak Ita.
Dirinya menerangkan bahwa inisiatif untuk membentuk BUMP adalah supaya memberikan kesejahteraan bagi petani sekaligus perlindungan pada konsumen dengan harga yang murah. Mbak Ita menekankan bahwa penguatan ekonomi masyarakat terutama petani mampu menekan laju inflasi dengan memperpendek rantai distribusi.
“BUMP merupakan kelembagaan usaha masyarakat. BUMP menampung hasil pertanian dan komoditas pangan di Kota Semarang dan mendistribusikan komoditas pangan tersebut. Dengan adanya BUMP, distribusi pangan lebih terpantau dan terkendali," imbuhnya.
Pihaknya mengungkapkan terbuka untuk berbagi pengalaman tersebut dengan daerah lain. Mbak Ita juga siap mendukung kolaborasi antara Kota Semarang dan Papua Barat serta Papua Barat Daya demi memperkuat strategi pengendalian inflasi pangan.
“Kami siap mendukung dan berbagi pengetahuan untuk kepentingan bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama BUMP PT. Lumpang Semar Sejahtera, Yunus Marzuqi, mengungkapkan bahwa kunci sukses Kota Semarang dalam mengendalikan inflasi pangan terletak pada sinergi berbagai stakeholder.
"Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pihak terkait lainnya menjadi kekuatan utama dalam menjaga kestabilan harga pangan," ujar Marzuqi.
Menilik peran sentral BUMP, pihaknya juga siap berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani Indonesia (Seknas BUMP-Indonesia) bila di Provinsi Papua Barat berminat untuk membentuk BUMP serupa.
BUMP LSS yang didirikan oleh Pemkot Semarang tidak hanya berperan dalam menekan harga pangan agar tetap terjangkau, namun juga meningkatkan kesejahteraan petani dengan memotong rantai distribusi yang panjang.
Keberhasilan diakui pula oleh TPID Papua Barat Daya, Yance Ambaho dari Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Papua Barat Daya yang memberikan apresiasi atas program ini. Senada dengan Sekretariat Daerah Kabupaten Fakfak, Peter M Liem, BUMP memiliki pengaruh besar dan pihaknya siap berkunjung kembali ke Kota Semarang untuk lebih memperdalam kelembagaan BUMP.