
SEMARANG - Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang terus memperkuat komitmen dalam menangani persoalan lingkungan, khususnya terkait pengelolaan sampah. Sabtu (19/7), Agustina, Wali Kota Semarang melakukan peninjauan lapangan ke salah satu lahan milik Pemkot yang diproyeksikan sebagai alternatif lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS), menyusul kondisi TPS Muktiharjo Kidul yang sudah mengalami kelebihan kapasitas.
Peninjauan ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan pengelolaan sampah yang lebih efektif dan tidak membebani TPS eksisting.
“Waktu itu kita sudah kunjungan ke Muktiharjo Kidul, TPS di sana sudah penuh dan memang butuh alternatif tambahan. Hari ini kita tinjau lahan yang menurut informasi dari lurah, camat, dan jajaran lain merupakan tanah milik pemkot,” ujar Agustina.
Namun, ia menekankan pentingnya validasi status lahan sebelum dimanfaatkan. “Banyak informasi yang simpang siur, ada yang bilang ini TPU bukan TPS, ada juga yang menyebut sebagai lahan garapan warga. Maka dari itu kita datang langsung untuk mengkonfirmasi dan memastikan semua secara jelas,” tambahnya.
Warga sekitar TPS Muktiharjo Kidul sendiri telah lama mengeluhkan bau menyengat dan tumpukan sampah yang meluber hingga menimbulkan gangguan kenyamanan. Pemerintah telah merespon dengan inspeksi langsung dan evaluasi menyeluruh atas sistem pengangkutan dan pengelolaan TPS tersebut.
Di sisi lain, masyarakat melalui BKM Mukti Jaya dan KSM setempat sebenarnya telah menjalankan pengelolaan TPST 3R sejak 2019, namun upaya tersebut membutuhkan dukungan lebih kuat dari Pemkot dan juga partisipasi aktif warga.
Ke depan, langkah-langkah penanganan permasalahan lingkungan juga terus didorong, salah satunya melalui program Semarang Bersih yang mencakup penguatan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, pengelolaan bank sampah, hingga kampanye zero waste berbasis komunitas.
Agustina berharap, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan warga akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tertata, sekaligus menjadi bagian dari strategi terpadu dalam membangun kota yang lebih berkelanjutan.
Dalam kunjungannya ke Muktiharjo Kidul, Wali Kota juga menyoroti permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan di wilayah tersebut. Saat ini tercatat 12 anak dalam kondisi stunting, setelah sebelumnya ada 13 anak namun satu keluar dari data karena faktor usia.
“Itu tetap angka yang besar. Maka kita akan melakukan treatment per cluster, karena cara kita menurunkan stunting adalah dengan menyasar kelompok paling kecil yakni kelurahan supaya lebih terukur hasilnya,” tegasnya.***