SEMARANG – Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Jawa Tengah menggelar Astindo JOM (Jateng On Matching) 2025 selama dua hari, Rabu–Kamis (10–11/12/2025), sebagai langkah memperkuat kolaborasi pelaku wisata sekaligus mempercepat transformasi digital dalam industri pariwisata.
Rangkaian kegiatan mencakup workshop, business matching, diskusi terbuka, hingga famtrip ke desa wisata.
Ketua Astindo Jawa Tengah, Dian Dalu Akirta, menyebut acara ini sebagai bentuk kontribusi nyata asosiasi dalam mendukung kemajuan pariwisata di Jawa Tengah dan tingkat nasional.
Hari pertama dibuka dengan workshop bertema “Menuju Hybrid Travel Agent”, yang mendorong pelaku usaha perjalanan untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku wisatawan yang kini semakin digital.
Dian menjelaskan bahwa banyak agen perjalanan masih bertahan pada pola konvensional, sehingga perlu didorong untuk mengambil langkah lebih maju. Sekitar 35 buyer dari Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, serta buyer lokal mengikuti sesi business matching dengan berbagai seller dari hotel, restoran, destinasi wisata, dan travel agent.
Sore harinya digelar JOM (Jateng On Matching), sebuah forum diskusi nonformal yang mempertemukan buyer, seller, serta pemangku kebijakan untuk membahas kondisi riil pariwisata. Dengan bahasa yang lebih santai, forum ini diharapkan mampu melepas ego sektoral agar menghasilkan rujukan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Dian menekankan pentingnya komunikasi dan kolaborasi yang lebih erat. Ia menyebut bahwa berbagai program pemerintah sebenarnya sudah berjalan, namun belum tersampaikan secara optimal kepada pelaku wisata.
Pada hari kedua, para buyer dari luar provinsi mengikuti famtrip ke sejumlah desa wisata di Kecamatan Gunungpati, seperti Desa Kandri, Jatirejo, Cepoko, dan Nongkosawit. Mereka diajak menikmati aktivitas seperti naik Jeep, berperahu di Waduk Jatibarang, dan mencicipi hidangan khas Nusantara.
Astindo Jateng saat ini menaungi sekitar 21 travel agent, sementara secara nasional organisasi tersebut memiliki sekitar 1.000 anggota. Dian menilai perkembangan pariwisata Jawa Tengah cukup baik, namun masih memerlukan akselerasi agar mampu bersaing dengan daerah lain.
