
SEMARANG – Suasana berbeda terasa di Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Jalanan yang biasanya dipadati kendaraan berubah menjadi lautan manusia dengan aneka warna yang terpancar dari kostum unik para warga.
Ribuan warga RW 5 dari lima RT tumpah ruah memadati sepanjang Jalan Pakintelan III hingga Kelurahan Mangunsari untuk mengikuti karnaval kemerdekaan dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia.
Yang membuat karnaval ini berbeda adalah penampilan ratusan warga, mulai anak-anak hingga orang tua, yang mengenakan kostum unik hasil karya mereka sendiri yang terbuat dari limbah sampah bekas. Mulai dari kostum karakter burung Garuda Pancasila, peri berbahan plastik daur ulang, bidadari, domba Shaun the Sheep, Kostum Semarang Night Carnival, hingga astronot dan putri berpayung cantik semuanya menjadi magnet perhatian penonton.
Tak hanya soal keindahan, kostum-kostum tersebut juga mencerminkan semangat gotong royong warga. Hampir setiap RT mempersiapkan penampilan berhari-hari sebelumnya, melibatkan anak muda hingga orang tua dalam proses pembuatan.
Tidak hanya itu, acara yang dimulai sejak pukul 08.00 pagi dimulai dengan kontes yel-yel antar RT. Puluhan ibu-ibu dan anak-anak tampil penuh semangat dengan jogetan khas yang membuat suasana semakin meriah.
Tidak mau kalah, menariknya RT 5 tidak hanya menampilkan hampir 20 kostum unik, dan yel-yel iringan jogja istimewa yang diremix sendiri, tetapi juga membawa spanduk dengan tulisan jenaka. Seperti "Iki Pasukan Bapak-Bapak Mumet","Iki Dagelan, Ojo Spaneng","Di Gawe Seneng, Men Dompet Kandel","Iki Pasukan Foya-Foya" dan "Donatur Entuk Ngatur".
Tulisan humor tersebut langsung memancing tawa dan menjadi hiburan tersendiri bagi warga hingga diabadikan video warga saat melintas.
Menurut Ketua RT 5, Yulianto Prabowo, spanduk jenaka ini memang sengaja dibuat agar suasana karnaval lebih santai dan penuh gelak tawa.
"Selain kostum unik, kami ingin menampilkan lelucon warga biar suasana tidak kaku. Ternyata banyak warga yang memberi atensi dan terhibur," ujarnya, Minggu 24 Agustus 2025.
Ketua Panitia 17an RW5, Widodo menyebutkan bahwa kegiatan ini menjadi penutup rangkaian perayaan HUT ke-80 RI di RW 5. Selain karnaval, ada pula pembagian hadiah lomba antar-RT serta pengumuman juara yel-yel dan kostum terbaik.
"Luar biasa, melebihi ekspektasi. Antusias warga begitu tinggi, dari balita, anak-anak, hingga orang tua ikut membuat kostum dan tampil," katanya penuh bangga.
Sebelumnya juga diselenggarakan perlombaan antar RT seperti Lomba estafer baju dan sarung, voli bola spon, voli air, voli, tahan tawa, catur berkelompok, kasti ibu-ibu, tenis meja.
"Dan karnaval ini juga masih ada lombanya yel-yel dan kostum unik," tambahnya.
Sementara itu, Ketua RW 5 Kunanto menegaskan bahwa digabungkannya karnaval antar-RT ini bertujuan mempererat persaudaraan.
"Biasanya tiap RT membuat karnaval sendiri-sendiri. Dengan digabung seperti ini, warga bisa semakin akrab. Karnaval gabungan sudah dua kali digelar, sempat terhenti tahun 2024, dan kini kembali dengan antusias luar biasa," tuturnya.
Sorak-sorai penonton menjadi bukti bahwa karnaval ini sukses menghadirkan kebahagiaan bersama. Sepanjang jalan, kamera ponsel warga sibuk mengabadikan momen. Anak-anak kecil berlarian menyambut kostum warna-warni, sementara para orang tua menikmati penampilan sambil bercengkerama.
Acara karnaval ini bukan sekadar hiburan tahunan, melainkan wujud nyata semangat gotong royong, persatuan, dan kreativitas warga RW 5 dalam merayakan kemerdekaan Indonesia.*