menu
30 Nama Tarian Daerah dan Asalnya
30 Nama Tarian Daerah dan Asalnya
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki berbagai tarian daerah. Tarian tradisional ini menyuguhkan keindahan gerakan yang sarat makna.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya adalah tarian daerah yang tersebar di seluruh nusantara. Tarian tradisional ini tidak hanya memiliki keindahan gerakan, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang mencerminkan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat setempat. 

Setiap daerah di Indonesia memiliki nama tarian daerah yang berbeda dan menjadi ciri khas wilayah tersebut. Keunikan dari tarian daerah terletak pada gerakannya yang dipengaruhi oleh lingkungan alam, adat, serta sejarah setiap daerah.

Baca juga: 38 Pakaian Adat Indonesia, Lengkap!

Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang tarian tradisional Indonesia, berikut telah dirangkum 30 nama tarian daerah dan asalnya.

Tari Saman berasal dari Aceh dan dikenal sebagai tarian tradisional yang enerjik serta dilakukan oleh sekelompok penari secara bersamaan. Tarian ini biasanya dibawakan oleh pria dengan gerakan tangan yang cepat dan serempak, serta diiringi oleh syair yang menggambarkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat Aceh.

Tari Saman sering ditampilkan dalam acara adat dan upacara keagamaan. Selain gerakan yang dinamis, tari ini juga mencerminkan semangat gotong royong yang sangat kuat dalam masyarakat Aceh. UNESCO telah mengakui Tari Saman sebagai warisan budaya tak benda, sehingga membuatnya semakin dikenal di kancah internasional.

Tari Piring merupakan tarian daerah yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini sangat unik karena penarinya menari sambil memegang piring di kedua tangan. Gerakan tari piring menggambarkan aktivitas sehari-hari masyarakat Minangkabau, seperti menanam padi dan panen.

Penari dalam Tari Piring menunjukkan keahlian luar biasa dalam menjaga keseimbangan piring agar tidak jatuh selama pertunjukan. Selain keindahannya, tarian ini juga mengandung makna rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.

Tari Kecak berasal dari Bali dan merupakan salah satu tarian tradisional yang paling terkenal di Indonesia. Tarian ini unik karena dilakukan oleh sekelompok pria yang duduk melingkar sambil meneriakkan kata “cak” secara berirama. Tari Kecak biasanya menceritakan kisah Ramayana, di mana para penari menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.

Tari Kecak tidak menggunakan alat musik, melainkan suara para penari yang menciptakan suasana mistis dan dramatis. Pertunjukan ini sering ditampilkan di pura atau tempat-tempat wisata di Bali, menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Tari Tor-Tor merupakan tarian tradisional masyarakat Batak di Sumatera Utara. Tarian ini biasanya dibawakan pada acara adat, seperti pernikahan, pesta panen, atau upacara kematian. Gerakan Tari Tor-Tor sangat sederhana, tetapi sarat akan makna spiritual dan penghormatan kepada leluhur.

Dalam pertunjukan, para penari bergerak perlahan mengikuti irama gondang, alat musik tradisional Batak. Tarian ini juga melibatkan interaksi dengan masyarakat sekitar, memperkuat ikatan sosial antaranggota komunitas.

Tari Serimpi adalah tarian daerah klasik yang berasal dari Keraton Yogyakarta. Tarian ini dibawakan oleh empat penari wanita dengan gerakan yang anggun dan lembut. Gerakan Tari Serimpi menggambarkan keharmonisan dan keselarasan hidup.

Tari Serimpi dulunya hanya dipertunjukkan di lingkungan keraton, tetapi kini telah diperkenalkan kepada masyarakat luas. Tarian ini tetap mempertahankan keanggunan dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Tari Jaipong berasal dari Jawa Barat dan merupakan salah satu tarian daerah yang penuh dengan gerakan dinamis dan energik. Tarian ini sering dibawakan oleh wanita dengan gerakan tubuh yang lincah dan diiringi oleh musik tradisional Sunda.

Tari Jaipong dikenal sebagai simbol kekuatan dan kegembiraan masyarakat Sunda. Meski tergolong tarian modern, Jaipong tetap mengandung unsur tradisional yang kuat, sehingga menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat.

Tari Reog adalah tarian daerah yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini terkenal dengan topeng raksasa dan barisan penari kuda lumping. Pertunjukan Tari Reog menggambarkan cerita kepahlawanan dan kekuatan magis, serta diiringi oleh alunan gamelan yang menggelegar.

Penari utama dalam Tari Reog sering kali memakai topeng singa besar yang beratnya bisa mencapai 50 kg. Tarian ini bukan hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga keterampilan dalam mengendalikan topeng dan gerakan yang dramatis.

Tari Gambyong adalah tarian tradisional dari Jawa Tengah yang biasanya dibawakan dalam acara penyambutan tamu penting atau upacara adat. Gerakan Tari Gambyong sangat lemah gemulai dan penuh dengan keanggunan, mencerminkan keindahan wanita Jawa.

Tari ini diiringi oleh alunan musik gamelan yang lembut, membuat suasana menjadi khidmat dan sakral. Tari Gambyong sering dijadikan sebagai simbol penyambutan yang hangat dan penuh hormat dalam kebudayaan Jawa.

Tari Andun merupakan tarian tradisional dari Bengkulu yang sering dibawakan dalam acara pernikahan adat. Tarian ini menggambarkan kebersamaan dan sukacita masyarakat Bengkulu dalam menyambut pasangan pengantin baru.

Gerakan Tari Andun sederhana namun ceria, diiringi oleh alunan musik tradisional. Penari pria dan wanita saling berpasangan dalam tarian ini, yang mencerminkan semangat kebersamaan dan persaudaraan.

Tari Serampang Dua Belas berasal dari Sumatera Utara, tepatnya dari suku Melayu Deli. Tarian ini menceritakan kisah cinta muda-mudi dalam budaya Melayu. Gerakan Tari Serampang Dua Belas sangat dinamis, penuh dengan makna simbolis tentang tahapan dalam kehidupan cinta dan pernikahan. Tarian ini juga dibawakan dalam upacara adat dan perayaan di Sumatera Utara.

Tari Kelindan adalah tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan, Indonesia. Tarian ini biasanya dipentaskan dalam berbagai acara adat dan perayaan, seperti pernikahan dan upacara tradisional.

Tari Kelindan dikenal dengan gerakan yang lincah dan dinamis, melibatkan sekelompok penari yang menari bersama dengan iringan musik tradisional. Kostum yang digunakan oleh para penari biasanya terdiri dari pakaian adat berwarna cerah dengan aksesori yang mencolok, menggambarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal.

Tari Joget Lambak adalah tarian tradisional yang berasal dari Riau, Indonesia. Tarian ini merupakan bagian integral dari budaya Melayu Riau, dengan gerakan yang ceria dan dinamis. 

Tari Joget Lambak sering ditampilkan dalam berbagai acara adat, perayaan, dan festival sebagai bentuk ekspresi budaya dan hiburan. Tarian ini biasanya melibatkan sekelompok penari yang bergerak berpasangan atau dalam formasi kelompok dengan langkah-langkah yang gesit dan penuh semangat.

Tari Sekapur Sirih adalah tarian tradisional yang berasal dari Jambi, Sumatera. Tarian ini memiliki makna simbolis dan sering dipertunjukkan dalam berbagai acara adat dan upacara penting di masyarakat Jambi. Tari Sekapur Sirih biasanya dilakukan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Jambi yang khas, dengan gerakan yang lembut dan elegan.

Dalam tarian ini, gerakan penari mencerminkan simbol-simbol keramahan dan kesopanan, yang sering kali dipadukan dengan penggunaan daun sirih sebagai atribut tarian. Daun sirih sendiri memiliki makna penting dalam budaya Melayu sebagai simbol penghormatan dan keramahtamahan. 

Tari Cokek berasal dari Betawi, Jakarta, dan merupakan tarian pergaulan yang sering dibawakan dalam acara pesta adat Betawi. Tarian ini dibawakan oleh penari wanita yang mengenakan busana khas Betawi. Gerakan Tari Cokek sangat lincah dan penuh keceriaan, mencerminkan kehidupan sosial masyarakat Betawi yang hangat dan penuh semangat.

Tari Ja’i berasal dari Nusa Tenggara Timur dan merupakan tarian pergaulan yang sering dibawakan dalam pesta adat atau upacara syukuran. Tarian ini melibatkan banyak penari yang bergerak secara serempak dalam formasi lingkaran.

Tari Ja’i memiliki gerakan sederhana namun penuh semangat, mencerminkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat NTT. Tarian ini juga menjadi simbol persatuan dan gotong royong.

Tari Cakalele adalah tarian perang tradisional dari Maluku yang melambangkan keberanian dan semangat kepahlawanan. Tarian ini dibawakan oleh para pria yang mengenakan kostum prajurit lengkap dengan senjata seperti parang dan perisai.

Gerakan Tari Cakalele sangat energik dan tegas, mencerminkan kesiapan prajurit Maluku dalam menghadapi musuh. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam upacara adat sebagai simbol kekuatan dan kehormatan.

Tari Pakarena berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan, dan merupakan tarian tradisional yang anggun serta penuh dengan gerakan lembut. Tarian ini dibawakan oleh penari wanita dengan gerakan yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sulawesi Selatan. Tari Pakarena juga mengandung makna spiritual dan keagungan, karena tarian ini sering kali dikaitkan dengan ritual-ritual keagamaan.

Tari Maengket adalah tarian tradisional dari Sulawesi Utara yang biasanya dibawakan dalam upacara panen sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Tarian ini melibatkan gerakan yang dinamis dan ritmis, diiringi oleh musik tradisional Minahasa. Tari Maengket mencerminkan kehidupan agraris masyarakat Sulawesi Utara dan semangat kebersamaan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

Tari Gantar adalah tarian daerah dari Kalimantan Timur yang biasanya dibawakan oleh suku Dayak dalam upacara adat. Tarian ini menggunakan tongkat sebagai properti yang melambangkan alat menanam padi. Gerakan Tari Gantar menggambarkan proses menanam padi, yang mencerminkan kehidupan masyarakat Dayak yang sangat dekat dengan alam.

Tari Enggang berasal dari suku Dayak di Kalimantan Tengah dan merupakan tarian yang terinspirasi dari burung enggang, yang dianggap sebagai simbol keagungan dan kebijaksanaan.

Gerakan tari ini menirukan kepakan sayap burung enggang, sehingga penarinya terlihat anggun dan penuh kebesaran. Tari Enggang biasanya dibawakan dalam upacara adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Tari Mandau adalah tarian perang tradisional dari Kalimantan Barat yang menggambarkan keberanian para prajurit suku Dayak. Tarian ini dibawakan oleh penari yang memegang mandau, senjata khas Dayak.

Gerakan dalam Tari Mandau sangat dinamis dan mencerminkan semangat juang para prajurit. Tarian ini sering ditampilkan dalam upacara adat sebagai simbol kekuatan dan ketangguhan.

Tari Batunganga adalah tarian tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Tarian ini merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat Sasak, suku asli NTB. Tari Batunganga umumnya dipertunjukkan dalam acara-acara adat dan perayaan khusus, serta seringkali ditampilkan dalam festival budaya.

Gerakan Tari Batunganga biasanya melibatkan penari pria dan wanita yang bergerak dalam formasi yang terkoordinasi dengan langkah-langkah yang dinamis dan penuh makna. Tarian ini sering diiringi oleh musik tradisional yang menggunakan alat musik khas daerah seperti gong dan gendang

Tari Bambu Gila adalah tarian tradisional yang berasal dari Maluku Utara, Indonesia. Tarian ini merupakan bagian dari budaya masyarakat Maluku, khususnya suku-suku di wilayah tersebut. Tari Bambu Gila dikenal dengan gerakannya yang unik dan energik, di mana penari menggunakan bambu sebagai properti utama dalam pertunjukan.

Dalam Tari Bambu Gila, penari berinteraksi dengan bambu yang diletakkan secara horizontal di tanah. Mereka melakukan gerakan yang ritmis dan terkoordinasi sambil memanipulasi bambu, menciptakan pola-pola yang menarik. Tarian ini biasanya diiringi oleh musik tradisional Maluku, yang memberikan suasana yang hidup dan bersemangat. 

Tari Musyoh merupakan tarian adat dari Papua yang memiliki makna spiritual, biasanya dibawakan untuk mengusir roh jahat. Tarian ini sering dilakukan dalam upacara adat sebagai bentuk pemurnian spiritual. Gerakan dalam Tari Musyoh sangat enerjik, mencerminkan kekuatan spiritual masyarakat Papua dalam menjaga harmoni antara dunia manusia dan alam.

Tari Mence adalah tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan Utara, Indonesia. Tarian ini merupakan bagian dari budaya masyarakat Dayak yang tinggal di daerah tersebut. Tari Mence sering kali dipertunjukkan dalam berbagai acara adat, festival, dan perayaan untuk melestarikan warisan budaya lokal.

Gerakan dalam Tari Mence melibatkan langkah-langkah yang dinamis dan sering diiringi oleh musik tradisional khas Dayak, seperti gendang dan alat musik perkusi lainnya. Kostum yang dikenakan oleh penari biasanya mencerminkan pakaian adat Dayak yang berwarna-warni dan berornamen, menambah keindahan pertunjukan.

Tari Pontanu adalah tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah, Indonesia. Tarian ini merupakan bagian dari budaya masyarakat di daerah tersebut, khususnya suku Kaili. Tari Pontanu dikenal dengan gerakan yang dinamis dan ritmis, sering kali dipertunjukkan dalam berbagai acara adat dan perayaan untuk merayakan momen-momen penting dalam kehidupan komunitas.

Tari Suanggi adalah tarian tradisional yang berasal dari Papua Barat, Indonesia. Tarian ini merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat Papua, khususnya suku-suku di daerah tersebut. Tari Suanggi dikenal dengan gerakan yang khas dan penuh makna, sering dipertunjukkan dalam berbagai upacara adat dan perayaan untuk melestarikan tradisi lokal.

Gerakan Tari Suanggi sering melibatkan ekspresi simbolis yang menggambarkan cerita atau mitos dari budaya Papua Barat. Penari mengenakan kostum adat yang mencerminkan kekayaan budaya Papua, dengan aksesori dan ornamen tradisional yang berwarna cerah dan mencolok.

Tari Saronde adalah tarian tradisional yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi. Tarian ini merupakan bagian penting dari budaya masyarakat Gorontalo, dan biasanya dipertunjukkan dalam berbagai acara adat serta perayaan lokal. Tari Saronde dikenal dengan gerakan yang lincah dan ceria, mencerminkan semangat dan kehangatan budaya Gorontalo.

Dalam Tari Saronde, penari menggunakan gerakan yang harmonis dan terkoordinasi, sering kali diiringi oleh musik tradisional Gorontalo yang menggunakan alat musik seperti gendang dan seruling. Kostum yang dikenakan oleh penari biasanya berupa pakaian adat Gorontalo yang berwarna cerah dan kaya akan ornamen

Tari Bedana adalah tarian pergaulan dari Lampung yang biasanya dibawakan oleh sekelompok remaja pria dan wanita. Tarian ini menggambarkan kebersamaan dan persahabatan dengan gerakan yang lincah dan harmonis.

Tari Bedana sering ditampilkan dalam acara adat sebagai bentuk rasa syukur dan sukacita.

Tari Dinggu adalah tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara, Indonesia. Tarian ini merupakan bagian penting dari budaya masyarakat di daerah tersebut, khususnya suku Tolaki. Tari Dinggu dikenal dengan gerakan yang ceria dan penuh semangat, sering dipertunjukkan dalam berbagai acara adat dan perayaan untuk merayakan momen-momen penting dalam kehidupan komunitas.

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, salah satunya tercermin melalui tarian tradisional yang dimiliki setiap daerah. Melalui keberagaman tarian daerah yang begitu kaya, masyarakat Indonesia dapat melihat bagaimana setiap budaya mencerminkan nilai-nilai luhur, sejarah, dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Penting bagi semua untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya ini agar tetap dikenal oleh generasi mendatang. 

Baca Juga: 12 Alat Musik Tradisional Indonesia Beserta Asal Daerahnya

Jika kamu ingin membeli pernak-pernik atau kostum untuk tarian daerah, tak perlu bingung lagi karena kamu bisa membelinya di Shopee. Ada banyak promo menarik yang bisa kamu manfaatkan, mulai dari diskon live shopping Shopee Live, Gratis Ongkir, hingga promo Shopee Video. Selain itu, ada berbagai metode pembayaran yang bisa kamu pakai, seperti ShopeePay hingga paylater. Belanja di Shopee jadi semakin praktis dan nyaman!

https://shopee.co.id/inspirasi-shopee/tarian-daerah/