SEMARANG – Banjir yang sempat melanda kawasan Kaligawe, Kota Semarang, dalam beberapa hari terakhir kini mulai mengering dan sudah bisa dilintasi berbagai jenis kendaraan bermotor.
Kondisi tersebut tak lepas dari kerja kolaboratif antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat dalam menanggulangi dampak banjir di wilayah tersebut.
Meski genangan air mulai surut, upaya penanganan masih terus dilakukan hingga persoalan tuntas.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan upaya pengendalian banjir di kawasan tersebut dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan jangka pendek, menengah, dan panjang.
BACA JUGA : Banjir di Jalan Kaligawe Semarang Mulai Surut, Kendaraan Roda Dua Sudah Bisa Melintas
“Langkah jangka pendek dilakukan melalui pompanisasi, evakuasi warga terdampak, dan pengendalian sementara air di titik-titik utama,” jelasnya, Senin (3/11/2025).
Untuk jangka menengah, pemerintah menambah kapasitas pompa, memperbaiki drainase, serta membuat sodetan baru menuju Kolam Retensi Unissula dan Sungai Sayung.
Sementara untuk jangka panjang, direncanakan penyelesaian sistem pengendalian banjir permanen pada tahun 2026–2027.
Menurut Suharyanto, proyek pengendalian banjir besar di kawasan Kaligawe baru mencapai sekitar 40 persen dari rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Pemerintah pusat, provinsi, dan daerah bersatu padu. Semoga dengan sistem pompa permanen dan kolam retensi yang sudah diperkuat, Semarang akan lebih aman dari banjir besar di masa mendatang,” ujarnya saat meninjau Rumah Pompa Sringin dan Kolam Retensi Terboyo di Kota Semarang bersama Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Gubernur Ahmad Luthfi menambahkan, Kolam Retensi Terboyo memiliki peran vital dalam sistem pengendalian banjir di wilayah timur Semarang.
Kolam dengan luas sekitar 189 hektare ini mampu menampung hingga 6 juta meter kubik air dan dilengkapi dengan rumah pompa berkapasitas 5.000 liter per detik per unit.
“Kolam ini terintegrasi dengan tanggul laut dan sistem drainase utama, sehingga berfungsi menurunkan genangan di Jalan Kaligawe serta kawasan industri di sekitarnya,” jelas Luthfi.
Sejak awal tanggap darurat, Pemprov Jawa Tengah dan Pemkot Semarang berkoordinasi erat dengan BNPB dan Kementerian PUPR.
“Artinya, kerja kolaboratif ini memastikan pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu. Ini juga menjadi model bahwa kita bisa bekerja bersama,” tambahnya.
