Heboh di Semarang! Patung Bima dan Srikandi Rp800 Juta Tuai Kritik, Warga Tanya: “Apa Manfaatnya?”
Dua patung Bima dan Srikandi di Jalan Pahlawan Semarang menuai protes. Warga mempertanyakan manfaat proyek CSR senilai Rp800 juta.

SEMARANGNETWORK.COM – Dua patung tokoh pewayangan, Bima dan Srikandi, kini berdiri megah di kawasan Jalan Pahlawan, Kota Semarang. Kedua patung setinggi 4,7 meter itu dibuat menggunakan plat galvanis dengan ketebalan 1,4 dan 1,2 milimeter.

Pemilihan bahan galvanis disebut karena lebih ringan dan tahan lama terhadap cuaca. Menariknya, patung tersebut dibuat dengan teknik low poly, yaitu teknik pembuatan model tiga dimensi dengan jumlah polygon yang lebih sedikit. Hasilnya, patung tampil dengan kesan modern dan futuristik.


Dibangun Lewat Dana CSR

Setiap patung dibuat dengan anggaran sekitar Rp800 juta yang berasal dari program Corporate Social Responsibility (CSR).
Patung Bima berdiri di depan tulisan Kantor Gubernur Jawa Tengah, sementara patung Srikandi berada di depan Kantor BPS Jawa Tengah.

Saat ini, patung Bima masih tertutup kain cokelat, menunggu proses peresmian resmi dari pemerintah kota.


Menuai Reaksi Warga di Media Sosial

Kehadiran dua patung baru tersebut memicu beragam reaksi dari masyarakat, terutama di media sosial. Sejumlah warga mempertanyakan urgensi dan manfaat proyek tersebut di tengah berbagai persoalan kota.

Beberapa komentar warganet yang ramai diperbincangkan antara lain:

“Manfaat e nggo warga Semarang opo Bu Wali Kota?” tulis akun des*.

“Dimana unsur Social Responsibility-nya dari proyek patung 800 juta? Bukankah lebih baik membantu UMKM atau relawan kebersihan kota?” sahut akun erl*.

“Fungsinya buat apa? Masih banyak penduduk di bawah garis kemiskinan,” tulis akun and*.

“Semarang kalo dapet bantuan CSR selalu beautifikasi. Mending buat taman fungsional, trotoar, atau saluran air biar gak banjir,” komentar akun pen*.


Proyek Seni atau Prioritas yang Keliru?

Bagi sebagian warga, pembangunan patung dianggap sebagai upaya mempercantik wajah kota dan menambah daya tarik wisata. Namun, bagi yang lain, proyek ini justru dianggap kurang tepat sasaran di tengah berbagai kebutuhan mendesak masyarakat.

 

Meski menuai pro dan kontra, kehadiran patung Bima dan Srikandi ini menambah daftar ikon baru Kota Semarang. Pemerintah kota diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih rinci soal tujuan dan manfaat proyek CSR tersebut agar tidak menimbulkan kesalahpahaman publik.


Anda mungkin juga menyukai