menu
Agar Pemilu 2024 Damai, Enam Umat Beragama Doa Bersama
Agar Pemilu 2024 Damai, Enam Umat Beragama Doa Bersama
SEMARANG – Para tokoh dan umat beragama melakukan doa bersama, agar pelaksanaan pemilu pilkada 2024 bisa terlaksana dengan damai.Kegiatan bertajuk “Doa Bersama untuk Negeri Dalam Rangka Pemilu

 

SEMARANG – Para tokoh dan umat beragama melakukan doa bersama, agar pelaksanaan pemilu pilkada 2024 bisa terlaksana dengan damai.

Kegiatan bertajuk “Doa Bersama untuk Negeri Dalam Rangka Pemilu Damai 2024” itu dilaksanakan di halaman Mapolda Jateng, Rabu (8/11/2023) malam, diikuti oleh enam umat agama, yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyambut positif kegiatan yang diinisiasi Polda Jateng itu. Menurutnya, berbagai ikhtiar lahiriah untuk mewujudkan pemilu damai, harus diiringi pula dengan ikhtiar spiritual.

“Jadi harus seiring sejalan. Tidak bisa dipisahkan antara doa dan ikhtiar,” kata Nana.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun sudah melaksanakan kegiatan serupa belum lama ini di Kabupaten Demak. Ikhtiar lahiriah dan spiritual, diharapkan akan membantu melahirkan pemimpin bangsa yang amanah dan membawa kemajuan bagi bangsa.

“Kita akan melaksanakan pesta demokrasi, pesta dalam rangka untuk memilih para pemimpin bangsa Indonesia. Kalau pesta kan hendaknya bahagia, bukan kemudian menimbulkan suatu konflik,” sorotnya.

Menurut Nana, dari jumlah penduduk Jawa Tengah sekitar 37 juta jiwa, jumlah pemilih sebanyak 28,2 juta jiwa. Jumlah itu merupakan tantangan tersendiri. Pemerintah bersama stakeholder terkait harus betul-betul mengawal, agar berbagai kerawanan, seperti provokasi, hoaks dan ujaran kebencian, bisa diminimalisasi.

Oleh karena itu, baik pemerintah  daerah, TNI/ Polri, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat, perlu melakukan kolaborasi.

“Kita perlu suatu kebersamaan untuk menciptakan suasana pelaksanaan pemilu dan pilkada ini, dapat berjalan dengan baik, supaya pemilu ini dapat berjalan dengan sejuk, damai, dan kondusif,” terang dia.

Nana menambahkan, ada tiga indikator yang menentukan keberhasilan pemilu. Indikator pertama adalah tingginya tingkat partisipasi pemilih. Oleh karena itu, ia meminta bantuan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat ikut menyosialisasikan, agar masyarakat menggunakan hak pilih.

“Kita harapkan partisipasi masyarakat tinggi. Itu salah satu syarat daripada suksesnya pemilu,” tandas Pj Gubernur.

Dua indikator lain yang menjadi penanda kesuksesan pemilu, menurut Nana adalah tidak terjadi konflik yang merusak persatuan, dan roda pemerintahan dari pusat sampai daerah, berjalan dengan baik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.*